Pages

Belum ke Belitung kalau belum island hopping



Setelah Terhipnotis dengan Keindahan Pantai Tanjung Tinggi, di hari ketiga perjalanan dengan istri ke Belitung, menurut to do list kami di awal harusnya kami ke Belitung Timur karena si istri memang mau banget ke Museum Kata milik Andrea Hirata.  Tapi karena kondisinya di sana masih nggak memungkinkan akhirnya kami memilih island hopping yang sebelumnya ada di rencana hari kedua.

Island hopping atau berkeliling ke beberapa pulau kecil kami memilih start dari pantai Tanjung Kelayang (dari Tanjung Pendam sebenarnya juga bisa). Pantai Tanjung Kelayang posisinya tak jauh dari Tanjung Tinggi. Pemandangannya pun bisa dibilang hampir mirip. Pantai berpasir putih, lautan biru jernih dan dihiasi batuan granit raksasa yang ajaib.

Pas kami masuk ke gerbang pantai, kami langsung ditawarkan paket island hopping oleh nelayan setempat namanya Bang Joe. Anyway, buat kalian yang berencana island hopping di Belitung bisa langsung aja ke Tanjung Kelayang atau Tanjung Pendam. Kalian bisa nego harga kapal langsung ke nelayannya. Kalau kamu pakai jasa tour guide atau via supir rental mobil harganya bisa lebih mahal.

Pantai Tanjung Kelayang

Pantai Tanjung Kelayang
Untuk sewa kapal harganya Rp 400 ribu exclude peralatan snorkeling ya. Tadinya kami menunggu barengan lain yang mau hopping island juga suapaya bisa share cost. Bayangin aja Rp 400 ribu kalau berdua kan amsyong juga, he..he..he. Setelah keliling-keliling pantai sambil nunggu barengan akhirnya si barengan itu ngak nongol juga. Maklum waktu itu weekday jadi sepi pengunjung. Sekalinya ada rombongan itu rombongan lain yang sudah ada tour guide jadi nggak bisa diganggu. "Ya udah lah masa ke Belitung kita nggak keliling pulau sih," bilang gue ke Riry.

Pulau pertama yang dikunjungi yaitu Pulau Batu Garuda. Dinamakan Batu Garuda karena bentuknya seperti kepala garuda. Benar saja, formasi batu granit ini menyerupai burung dengan kepala yang mencuat di bagian atasnya. Tampak satu bagian batu berbentuk seperti paruh. Kami nggak bisa turun langsung menghampiri batu-batu tersebut karena karang-karang tajam siap menyambut di bawah air.

Karena nggak bisa turun langsung, akhirnya kapal langsung meluncur ke spot kedua yakni Pulau Batu Berlayar. Masih dengan khasnya Belitung yakni batuan granit yang besar-besar, Pulau Batu Berlayar merupakan pulau kecil nan menawan yang isinya cuma batu dan pasir saja. Formasi batunya benar-benar foto-able banget.

Pulau Batu Berlayar
Pulau Batu Berlayar

Sekilas, bila kita melihat dari kejauhan, pulau ini terlihat seperti gundukan pasir yang dipenuhi batu granit. Nama Batu Berlayar sendiri konon diambil dari salah satu batu yang ada di sini yang mirip dengan layar perahu nelayan. Pulau Batu Berlayar terdiri atas 2 batu granit utama yang berdiri vertikal setinggi kurang lebih 10 meter. Di sekitarnya terdapat banyak batu-batu granit dengan formasi yang nggak kalah artistik.

Di pulau ini, pasir putih di pulau ini hanya akan tampak pada saat air laut surut, artinya perahu hanya akan bisa berlabuh pada saat air surut juga. Jadi jika kalian ingin singgah ke Pulau Batu Berlayar ini, harap tanyakan kepada pengendara boat kapan waktu yang tepat (normalnya sih waktu pagi).

Setelah Batu Berlayar, tujuan kami selanjutnya yaitu Pulau Pasir. Kenapa namanya Pulau Pasir? Ya karena isinya cuma pasir aja. Gundukan pasir yang panjangnya kira-kira 20 meter dan lebar 3 meter itu memang ukurannya mungil-mungil menggemaskan. Pulau Pasir ini jadi spot favorit si Riry selama ke Belitung. Girangnya jangan ditanya deh. Kalau itu pulau mungil bisa dibawa ke Jakarta mungkin udah dibawa sama dia terus ditaruh di bak mandi ya, ha..ha..ha.

Sebenarnya spot lokasi ini bukanlah sebuah pulau, namun hanyalah sehamparan area gundukan pasir di tengah laut (atau sering disebut sebagai gosong oleh masyarakat sekitar Belitung), yang jika kondisi air laut sedang surut, maka gundukan hamparan pasir putih halus bisa muncul ke atas permukaan air yang membentuk satu pulau kecil yang penuh dengan hamparan pasir putih halus tadi. Kalau kalian mau ke sana bisa berangkat pagi karena jika siang hari gundukan pasir tadi akan hilang.

Pulau Pasir
Pulau Pasir
Air di pulau pasir ini jernih banget. Bisa dibilang cebur-able banget deh. Jangan lupa pakai sunblock karena panas matahari kejam banget di sini. Oh iya, keunikan lain pulau ini adalah banyaknya bintang laut berukuran cukup besar dengan warna kecoklatan merah yang kadang kala terdampar di atas gundukan pasirnya ataupun berada di bawah laut sekitar pantainya.

Setelah puas main air di Pulau Pasir, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Lengkuas, pulau yang menjadi ikon dari wisata Belitung. Jarak dari Pulau Pasir ke Pulau Lengkuas nggak jauh, cuma 10 menit perjalanan. Sebelum masuk ke bibir pantai, kami disambut super beningnya air laut di mana di bawahnya terlihat jelas terumbu karang yang cantik.

Berada di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, pulau ini terbilang kecil dengan luas kurang dari 1 hektar. Di sana, berdiri mercusuar peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1882. Hingga kini, mercusuar tersebut masih berfungsi sebagai penuntun lalu lintas kapal laut yang lewat maupun keluar masuk Pulau Belitung.

Pulau Lengkuas dari kejauhan

Mercusuar Pulau Lengkuas
Sayang seribu sayang, mercusuar ternyata sudah ditutup oleh wisatawan. padahal kami ingin sekali naik ke atas sana. Penyebab penutupan mercusuar Pulau Lengkuas dikarenakan maraknya pungli di sekitar pulau kepada wisatawan. Benar kan kalau pungli itu memuakkan. Karena tidak bisa naik ke atas mercusuar, kami hanya bisa berkeliling pulau saja sambil mengambil gambar.

Perairan di sekitar Pulau Lengkuas relatif tenang karena terletak di antara pulau-pulau. Selain itu, di dekat batuan granit, kami bisa bersantai di sebuah kolam yang terbentuk karena air laut yang masuk lewat sela-sela batu.

Setelah puas bermain-main di Pulau Lengkuas, kami melanjutkan lagi perjalanan menuju pulau terakhir pada hopping island ini. Kebetulan perut juga terasa sangat lapar, nafsu predator tiba-tiba muncul jadi kami tidak mau berlama-lama lagi, ha..ha..ha.

Pulau terakhir yaitu Pulau Kelayang (lho ada pantai juga ada pulau ya si Kelayang). Pulau Kelayang merupakan pulau kecil yang tak jauh dari Pantai Tanjung Kelayang. Di pulau tersebut terdapat goa yang di dalamnya terdapat aliran air yang jernih. Tadinya kami tidak tertarik untuk ke pulau ini. karena Bang Joe dengan semangat mengajak kami akhirnya kami luluh.

Kami berjalan kaki sedikit memasuki hutan untuk sampai menuju goa. Ketidaktertarikan kami sebelumnya akhirnya buyar setelah melihat pemandangan goa yang sangat eksotis. Bisa dibilang mirip-mirip Green Canyon yang ada di Ciamis atau Goa Pindul di Jogja. bedanya, Goa Kelayang ini sangat sepi jadi seperti goa tempat semedi pribadi, he..he..he. Hati-hati kalau kalian masuk ke goa karena batu injakan cukup licin (Riry sempat terpeleset jatuh saat melompat).

Goa Kelayang

Goa Kelayang
Kami cukup lama menghabiskan waktu di Goa Kelayang. Nafsu predator kami yang tadinya brutal menjadi seimut hello kitty. Bahkan gue baru lihat pertama kalinya istri gue semangat banget lompat dari batu ke batu, padahal setiap diajak naik gunung selalu nolak. Sempat heran ini istri gue lagi kerasukan atau apa ya, ha..ha..ha

Tepat pukul 15:00 WIB, kami akhirnya kembali menuju Tanjung Kelayang. Setibanya di Tanjung Kelayang, Pak Acet, salah satu nahkoda kapal kami bercerita kalau di Tanjung Kelayang banyak homestay murah untuk wisatawan. Harganya sekitar Rp 150 ribu per malam. Mungkin lain kali saat kami menginjakan kaki di Belitung harus dicoba menginap langsung di Tanjung Kelayang.

Sore hari kami kembali ke penginapan sambil mengejar waktu sunset. Di tengah perjalanan kami mampir makan soto daging yang rasanya juara banget. Letaknya ada di tengah perjalanan antara Tanjung Kelayang sampai Tanjung Pandan di sebelah kanan. Kalian pasti akan menemui rumah makan kecil yang menjual nasi dan juga soto daging, mengingat jarang sekali warung makan di sana. Kalau kalian berkesempatan ke sana jangan lupa mampir, he..he..he.

Cerita perjalanan selanjutnya bisa dibaca di Manis dan Mirisnya Melihat Danau Kaolin

How to get there?


1. Tarif sewa kapal Rp 400 ribu. Kalau di atas itu bisa kamu tawar lagi.

2. Banyak nelayan yang siap mengantarkan kalian di Tanjung Kelayang. Jangan sungkan bertanya ya

3. Untuk makan atau minum di Pulau Lengkuas harganya cukup mahal alias dua kali lipat harga normal. Mending kalian bawa persediaan makanan sendiri

4. Kalau kamu butuh sewa kapal untuk island hopping di Belitung bisa hubungi Bang Joe (081929501401). Orangnya baik banget bisa jadi tour guide lho

Tuan Kembara

Lebih baik jadi burung kecil yang terbang bebas daripada jadi raja yang tertawan. Tertarik di bidang dokumentasi, musik, historia dan humaniora.

2 komentar:

  1. Kak, mau tanya, Bang Joe(081929501401) ini punya kapal ya? Perlu reservasi dulu? Atau bs lgs go show?

    BalasHapus
  2. izin share ya admin :)
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Line : agen365
    WA : +855 87781483 :)
    Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)

    BalasHapus