Jadi cerita ini masih lanjutan dari perjalanan gue bareng teman-teman kampus ke ujung Jawa Timur di ujung masa kuliah 2013 silam. Mobil ELF sewaan kami berangkat dari Pos Paltuding Kawah Ijen menuju langsung ke Taman Nasional Baluran. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam, itu juga ada drama mandi-mandi dulu di pom bensin.
Selepas Maghrib, kami tiba di pintu masuk Taman Nasional Baluran. Pintu masuk Baluran berada di sebelah kiri jalan raya menuju ke pelabuhan Ketapang. Banyak sekali truk dan bus yang ingin menuju pulau Bali lalu lalang. Kalau kamu naik bus menuju Bali, pasti kamu akan melewatinya.
Masih dengan lagak-lagak mahasiswa tingkat akhir yang nggak tau harus ke mana tapi sotoy, kami dihampiri salah seorang petugas Taman Nasional. Ia menanyakan maksud dan tujuan kami. Maklum, ini taman Nasional, bukan tempat rekreasi keluarga biasa.
Ternyata, jika ingin masuk, kami harus membayar tiket masuk Rp10 ribu/orang. Tapi itu baru tiket masuk, belum dengan ojek masuk ke savana Bekol dan tarif penginapan. Untuk jasa ojek motor, satu orang dikenakan biaya Rp50 ribu/orang sekali jalan. Untuk penginapan di savana Bekol, kami ditawari menyewa 1 wisma yang dikelola pihak Perhutani dengan harga yang lumayan tinggi (persisnya gue lupa berapa).
Dengan harga segitu, pastilah namanya mahasiswa punya jiwa-jiwa memberontak untuk menurunkan harga, ha..ha..ha. Nego demi nego terus digencarkan. Berbekal surat sakti dari kampus, kami merayu dengan alasan ingin membuat liputan untuk tugas kuliah. Fyi, Taman Nasional Baluran sering dikunjungi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian hingga berbulan-bulan lamanya. Biasanya mereka masuk dan menginap ke dalam hutan belantara untuk tujuan penelitian.
Karena petugas tadi luluh, akhirnya kami deal untuk menggunakan mobil pick up yang disewa seharga Rp300 ribu untuk pulang pergi. Sementara, untuk menginap di Savana Bekol, kami harus mengurus surat izin semacam Simaksi dengan tujuan ingin melakukan tugas penelitian dari kampus. Dengan izin tersebut, kami bisa menggunakan wisma Perhutani dengan tarif Rp50 ribu per kamarnya untuk 1 malam yang bisa diisi 3 orang. EDANNNN! cuma bayar Rp17 ribu per orangnya.
Karena waktu sudah larut malam, dan pengurusan Simaksi baru buka esok pagi, kami ditawari menginap dahulu di pendopo pintu masuk Taman Nasional. Karena malam masih terasa panjang, kami memanfaatkannya dengan packing ulang barang bawaan kami.
Suasanya pendopo kala itu sangat hening. Kalau gue nggak bisa tidur, gue langsung aja ke pos jaga untuk sekedar mengobrol semalam suntuk. Petugas di sini ramah-ramah lho. Mereka juga sangat informatif alias nggak pelit info seputar Baluran. Mulai dari satwa apa saja yang mendiami, sejarahnya, hingga spot-spot menarik lainnya yang harus dikunjungi.
Pagi hari tiba, kami siap-siap untuk menuju savana Bekol. Simaksi sudah beres diurus dan mobil pick up juga sudah siap. Perjalanan ke savana Bekol memakan waktu kira-kira 40 menit. Jalanan masih belum bagus atau masih acakadut. Tapi di situlah kesan adventurenya bisa kami rasakan. Kami melewati evergreen forest, yakni tipe hutan yang konon katanya akan tetap hijau sepanjang tahun. Dan memang kami lihat saat itu, bagian hutan ini terlihat hijau dengan dominasi tanaman sejenis palm.
Banyak orang menyebut Taman Nasional Baluran adalah miniatur hutan Indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di Taman Nasional Baluran. Mulai dari hutan hujan tropis pegunungan sampai gugusan terumbu karang yang tersebar dari Pantai Bama di Timur wilayah Baluran sampai pantai Bilik di sebelah Utara wilayah Baluran. 40% kawasannya pun berupa hamparan savana. Oleh karena itu banyak sekali peneliti atau akdemisi yang datang untuk study wisata.
Pemandangan di Evergreen Forest |
Akhirnya kami tiba juga di Wisma Rusa yang letaknya persis menghadap savana Bekol. Sungguh di luar dugaan karena bukan peak season, Wisma Rusa belum ada yang menempati. Ada banyak kamar yang tersedia, gue nggak perhatiin berapa jumlahnya. Karena rombongan kami cuma memakai 3 kamar, alhasil Wisma Rusa ini berasa milik pribadi. Hal keren lainnya ialah ada burung merak yang sudah jinak dan suka berkeliling di seputaran wisma kami. EDAAANNN!
Di kejauhan terlihat kawanan usa sedang bergerombol mencari makan. Ada juga kawanan kerbau liar yang sedang menemani rusa mencari makan. Wisma kami dikelilingi oleh teralis besi. hal tersebut untuk melindungi dari kawanan monyet liar yang populasinya cukup banyak di sekitar wisma.
Sekedar untuk informasi, Taman Nasional Baluran terdapat di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Luasnya sebesar 25.000 hektar. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan konservasi Alam No : SK.228/IV-SET/2012 Tanggal 26 Desember 2012 Tentang Zonasi Taman Nasional Baluran (pengganti Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam (PKA) nomor 187/Kpts/DJ-V/1999) zonasi taman nasional adalah sebagai berikut:
Zona Inti Seluas 6.920,18 Ha (27,68%)
Zona Rimba Seluas 12.604,14 Ha (50,42%)
Zona Pemanfaatan Seluas 1.856,51 Ha (7,43%)
Zona Tradisional Seluas 1.340,21 Ha (5,36%)
Zona Khusus Seluas 738,19 Ha (2,95%)
Zona Perlindungan Bahari Seluas 1.174,96 Ha (4,70%)
Zona Rehabilitasi Seluas 365,81 Ha (1,46%)
Batas wilayah Taman Nasional Baluran sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo dan sebelah barat pegunungan. Terdiri atas hutan pantai, hutan mangrove dan rawa asin, hutan payau, padang rumput savanna, hutan hujan pegunungan, hutan musim, padang lamun, dan terumbu karang (http://balurannationalpark.web.id)
Pantai Bama |
Memotret di Savana Bekol |
Siang hari kami menuju pantai Bama. Lokasinya kira-kira berjarak 3 km dari wisma kami. Kami memilih berjalan kaki menembus savana Bekol yang sangat terik. Belum lagi banyak kawanan monyet yang menghadang jalan. Emangnya mau naik apa lagi? Mau naik burung rajawali iklan indoeskrim? 😃
Dengan suasana pantai yang belum terlalu ramai serta ombak yang begitu tenang membuat Pantai Bama menjadi salah satu tempat yang menyenangkan untuk bersantai-santai. Air laut yang tenang tapi menghanyutkan di bawahnya terdapat terumbu karang. Pas juga untuk tempat snorkeling kan?
Sehabis dari pantai Bama, kami mengunjungi bird view. Dari sini kamu bisa melihat burung-burung apa saja yang hidup di savana Bekol. Di Taman Nasional Baluran sendiri hidup sekitar 155 jenis burung yang di dalamnya juga terdapat burung-burung langka seperti merak, burung rangkong, tuwuk asia, dan lain-lain. Selain burung, ada juga 26 jenis mamalia dan 444 jenis tumbuhan yang mendiami Afrika di timur Jawa ini.
Puas bermain-main di bird view kami kembali menuju wisma karena cuaca berubah mendung dan hari mulai sore. Masuk waktu malam, hujan deras mengguyur disertai angin kencang. Agak mencekam memang melihat angin yang cukup kencang karena savana Bekol merupakan area yang sangat terbuka. Karena memang sudah tidak ada aktivitas, malam hari kami menghabiskan waktu bercengkerama di dalam wisma.
Suasana pagi di dalam wisma tempat menginap |
Sunrise dari atas gardu pandang |
Pagi hari datang, gue nggak mau melewatkan momen matahari terbit. Kebetulan pagi itu cuaca bersahabat. Kami langsung menuju gardu pandang yang jaraknya tak jauh dari wisma. Sebagian teman kami ada yang jalan kaki menuju pantai Bama untuk melihat sunrise.
Dari atas gardu pandang pemandangan savana Bekol terlihat lebih lengkap rasanya. Hamparan savana yang luas dan juga gunung Baluran yang menjulang menjadi paket penglihatan mewah di pagi hari. Sesekali kami mendengar burung merak dan macan tutul dari dalam kelebatan hutan sahut-menyahut. Belum suara kicauan burung lain yang berbeda-beda seakan menambah kaya suasana.
Banyak kisah perjalanan kami memang 4 tahun lalu di ujung pulau Jawa ini. Gue nggak sanggup untuk ceritain semua karena kalian aja yang wajib coba. Little Africa ini emang wajib didatangi lagi lain kali. Nggak lupa harus satu paket dengan Kawah Ijen. I miss you both lots!
Maaf mas sy googling ttg wisma perhutani paltuding masuknya kesini, tp cr postingan.sblm.ini tdk.ketemu. blh tlg info.no.kontak.wisma perhutani.paltuding? Krn sy ud googling tp tdk ada yg pernah cantumkan.no kontak. Tks
BalasHapusMaaf baru respon mba.. Untuk Wisma Perhutaninya sendiri yg saya datangi itu di Baluran mba, bukan di Pos Paltuding Kawah Ijen,hehehe.. untuk kontaknya mungkin mba bisa langsung hubungi petugas taman nasional 082332213114 (Trihari)
HapusMbk no wisma Rusax cz saya mau ada kunjungan ke sana
Hapusizin share ya admin :)
BalasHapusburuan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)