Pages

Kopi Kong Djie, kedai kopi legendaris di Belitung

“Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”― Dee, Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade

Mahasiswa ngopi, orang tua ngopi, tentara ngopi, ibu-ibu ngopi, Semua ngopi. Hampir semua peristiwa diobrolin di warung kopi, mulai dari urusan wanita, kerja hingga pilkada. Karena banyak keputusan dan hasil musyawarah yang keluar dari warung kopi. Apa sih yang nggak pantas dibahas di warung kopi?

Sedikit cerita gue bagikan ketika mengunjungi Belitung beberapa waktu lalu. Belitung memang bukan daerah penghasil kopi. Bukan berarti Belitung itu tidak "Berkopi". Budaya ngopi di sini sudah menjamur di masyarakat. Kalian bisa temukan kedai-kedai kopi jika sedang berjalan-jalan menyusuri jalanan di Manggar ataupun di Tanjung Pandan.

Tidak terbatas dari yang muda hingga yang tua, miskin maupun kaya, semua berbaur tanpa sekat-sekat pembatas. Bisa dikatakan, kopi ibarat nafas bagi orang Belitung yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Sejarah ngopi di Belitung memang sudah ada sejak zaman bahulu. Dulu, para pekerja tambang yang berasal dari daratan China turut serta membawa budaya ngopi dari tanah leluhur mereka. Nah, budaya ini diikuti oleh masyarakat asli Belitung dan masih terjaga hingga detik ini.

Biji kopi di Belitung kebanyakan dikirim dari Lampung. Tapi para barista di warung kopi monggoreng sendiri biji kopi ini dan mengolahnya menjadi kopi bubuk, kemudian meraciknya sesuai dengan cita rasa lidah orang Belitung.

Salah satu kedai kopi yang gue datangi di Belitung ialah kedai kopi Kong Djie. Kedai kopi Kong Djie berlokasi di belokan antara jalan Kemuning dan jalan Siburik Barat, kota Tanjung Pandan. Dari Monumen Batu Satam yang merupakan pusat kota kira-kira berjarak 200 meter ke arah pantai Tanjung Pendam. Nama Kong Djie berakar dari Bahasa Hakka, Kong artinya terang sementara Djie adalah nama untuk anak nomor dua.

Banyak yang menyebut kalau ini Starbucksnya Belitung karena sudah banyak franchisenya. Dari luar sih terlihat seperti warkop biasa, nggak kelihatan kalau ini warkop legendaris di Belitung. Yang paling ikonik ialah ada tiga ceret di kedai Kong Djie. Satu ceret tinggi sekitar satu meter dan dua ceret lain yang berukuran separuhnya.

Karena dari penginapan gue lokasinya nggak jauh, warkop Kong Djie yang berdiri sejak 1943 jadi tempat favorit gue sama istri buat nongkrong di malam hari. Apalagi di sini tersedia Wifi yang cukup kencang, bikin makin betah buat streaming Youtube.


Kedai Kopi Kong Djie mulai buka setiap hari sejak jam enam pagi sampai jam sepuluh malam. Kalau di Jakarta geliat perkopian lebih hidup saat malam, di Belitung sudah sejak fajar meyingsing.

Waktu gue ke sana, gue pesan kopi susu yang katanya paling laris. Sementara, istri gue yang nggak doyan kopi memesan es teh susu. Oh ya, kedai kopi Kong Djie nggak hanya menjual minum mengandung kopi saja lho, ada juga es coklat dan es teh susu. Jadi kalau kamu yang nggak doyan kopi, tempat ini masih aman buat dikunjungi kok.

Untuk rasanya sendiri, kopi susunya itu nikmat. Overall, its still a good coffee, rasa kopinya solid, fruity, dan rasa susunya juga balance. Selain itu, Kong Djie memakai campuran antara kopi Arabika yang beraroma wangi namun asam dan kopi Robusta dari Jawa dan Sumatera, ditambah beberapa resep tradisional rahasia keluarga. Kalau untuk es teh susunya menurut gue juga nikmat banget. Harganya juga cukup nyaman di kantong. Segelas kopi susu hangat dibanderol Rp10 ribu dan untuk es teh susu seharga Rp15 ribu.

Unfortunately  kedai kopi ini kurang cocok buat yang ingin bawa teman segambreng karena areanya kecil. Di area indoor juga sedikit gerah (kecuali di dekat tempat barista meracik kopi anginnya semilir). Bangunan dalamnya masih terlihat orisinil seakan tidak ada yang terlalu dilebih-lebihkan. Kalian bisa merasakan sendiri bagaimana konsep ngopi yang sederhana dan berkesan

Gue merekomendasikan buat kalian yang sedang ke Belitung untuk mampir ke tempat ini. Bisa membaur dengan keramahan dan murah senyumnya orang-orang Belitung. Kong Djie memang bukan yang pertama berdiri di Belitung, namun mungkin satu-satunya kedai yang mempertahankan keotentikan cita rasa dan suasana ngopi sejak 1943. Tak perlu ngobrol terlalu berat, yang penting kita ngopi dulu.. 😊

Tuan Kembara

Lebih baik jadi burung kecil yang terbang bebas daripada jadi raja yang tertawan. Tertarik di bidang dokumentasi, musik, historia dan humaniora.

1 komentar:

  1. izin share ya admin :)
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Line : agen365
    WA : +855 87781483 :)
    Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)

    BalasHapus