Pages

Terhipnotis dengan keindahan pantai Tanjung Tinggi


Setelah sempat bimbang di awal karena Badai Pasti Berlalu Kala Belitung Memanggil, di hari kedua perjalanan bareng istri ke Belitung gue memilih Tanjung Binga dan Tanjung Tinggi sebagai daerah tujuan. Lokasinya sekitar 30 kilometer dari Tanjung Pandan. Jauh atau dekat?

Menurut gue surga banget bisa berkendara di sini. Jalanan yang nyaris nggak ada cacat, plus kondisinya yang sangat sepi, jarak 30 km bisa ditempuh cuma dengan 20 menit. Jangan takut nyasar karena cuma ada satu jalan yang kondisinya mulus parah untuk sampai ke sana.

Tanjung Binga  menyajikan keindahan pantai dihiasi warna-warni kapal nelayan yang menarik dan unik. Pantai Tanjung Binga sejatinya merupakan desa nelayan bernama Desa Keciput. Warga desa ini memiliki dermaga sendiri yang berfungsi sebagai tempat penjemuran ikan. Hasil tangkapan ikan yang didapat biasanya dijual ke Tanjung Pandan dan bahkan ada yang dijual ke Jakarta, Kalimantan, dan lainnya.

Kalau kalian mau lihat spot yang lebih bagus lagi bisa geser sedikit ke Bukit Berahu. Lokasinya nggak jauh dari Tanjung Binga. Dari sini kalian bisa melihat hamparan pantai yang luas dari atas bukit. Ada juga cottage dan bungalow di Bukit Berahu yang harganya memang lumayan tinggi.

Dari Tanjung Binga kami langsung meluncur ke pantai Tanjung Tinggi. Jaraknya sekitar 8 kilometer dari Tanjung Binga. Dengan area pantai seluas 80 hektar dan hamparan pasir putih nan bersih dan lembut, pantai ini juga banyak terdapat batu granit besar yang tersebar di sekitar area pantai. Ukuran dari batu granit ini mulai dari yang beberapa kubik hingga ratusan meter kubik yang bentuknya lebih besar dari sebuah bangunan seperti rumah sehingga pantai Tanjung Tinggi menjadi unggulan wisata di Belitung.

Selain Danau Kaolin, pantai Tanjung Tinggi juga pernah dijadikan lokasi syuting film fenomenal "Laskar Pelangi". Sejak saat itu tak sedikit wisatawan yang menyebut Pantai Tanjung Tinggi dengan sebutan Pantai Laskar Pelangi.

Sesampainya di Tanjung Tinggi cuaca sangat cerah, langit menghias biru, tak tertutupi gumpalan awan. Bersyukur banget waktu itu karena di luar ekspektasi kalau hari-hari kami di sana akan diguyur hujan deras.


Pantai Tanjung Tinggi
Tanjung tinggi juga dinamakan Pelabuhan Bilik. Dahulu tempat ini adalah pelabuhan nelayan bagi desa terdekat Keciput atau Tanjung Tinggi. Meski pantai ini tergolong aman untuk pengunjung namun yang harus diwaspadai adalah serangan ubur-ubur, terutama untuk kalian yang punya hobi diving atau snorkeling.

Pantai Tanjung Tinggi bisa dibilang bersih banget. Rasanya kalian nggak akan tega kalau mau buang sampah sembarangan. Masuknya pun gratis. Gue nggak menemui adanya petugas pantai yang minta retribusi segala macem apalagi pungli-pungli yang memuakkan itu. Gue kurang paham apakah warga di sini secara swadaya membersihkan pantai atau sudah masuk campur tangan pemerintah.


Pantai Tanjung Tinggi
Pantai Tanjung Tinggi

Semakin ke tengah dan perairan lebih dalam, kami bisa melihat karang berukuran massif kemudian baru diikuti oleh jenis terumbu karang lainnya. Ketika melihat karang di kawasan pantai ini, kami menyimpulkan bahwa sebenarnya terumbu karang di pantai ini kondisinya tidak sehat. Mungkin hal ini disebabkan karena karang tersebut terbuka atau kering saat air laut surut. Ini dapat dilihat pada lapisan karang bagian paling dekat dengan permukaan tampak mati dan kemudian tertutup oleh makroalga dan mikroalga. Kecuali pada bagian yang lebih dalam, kondisi karangnya lebih baik dan beragam.

Aktivitas di Tanjung Tinggi paling seru itu bisa masuk ke sela-sela batuan granit. Rasanya sulit banget buat nggak dapat spot foto yang nggak bagus di sini. Perpaduan pasir putih, ombak sangat tenang, komposisi batu granit yang seakan udah dikomposisi pakai tangan, biru dan hijaunya warna air laut jadi paket komplit ala Tanjung Tinggi. Sungguh pemandangan yang sangat menghipnotis rasanya seperti ingin berlama-lama di sana.

Sayang sekali, siang hari langit berubah mendung. Nggak butuh waktu lama  proses awan mendung menjadi butiran hujan. Walaupun nggak begitu deras, tapi cukup menjebak kami yang tadinya ingin berjalan ke spot yang lebih jauh lagi di Tanjung Tinggi.

Untuk cerita perjalanan selanjutnya bisa baca di Belum ke Belitung Kalau Belum Island Hopping

How to get there?


1. Dari kota Tanjung Pandan banyak papan penunjuk jalan menuju Tanjung Tinggi

2. Walaupun dimanjain jalanan yang mulus dan sepi, penerangan jalan sangat sedikit. Jadi hindari perjalanan malam hari

3. Tidak ada tiket masuk

4. Untuk sewa motor atau penjemputan dari bandara kamu bisa hubungi Pak Kusdian (0812 717 0416) atau dari http://belitungtravel.com/rental. Harga sewa motor Rp 70 ribu/hari dan antar jemput bandara Rp 100 ribu/mobil.


Baca juga: BADAI PASTI BERLALU KALA BELITUNG MEMANGGIL

Baca juga: BELUM KE BELITUNG KALAU BELUM ISLAND HOPPING

Baca juga: MANIS DAN MIRISNYA MELIHAT DANAU KAOLIN

Tuan Kembara

Lebih baik jadi burung kecil yang terbang bebas daripada jadi raja yang tertawan. Tertarik di bidang dokumentasi, musik, historia dan humaniora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar